20
Sep

PROGRAM ROOTS ANTI PERUNDUNGAN BERSAMA AGEN PERUBAHAN SMP PLUS RAHMAT

Di Indonesia, 2 dari 3 anak usia 13-17 tahun pernah mengalami sedikitnya 1 kekerasan dalam hidupnya. 3 dari 4 anak melaporkan kekerasan itu dilakukan oleh temannya sendiri.” (Survey Nasional Pengalaman hidup Anak dan Remaja, 2018)

Tercatat 41% pelajar usia 15 tahun di Indonesia pernah mengalami beberapa kali

perundungan dalam 1 bulan. (Sumber : PISA, 2018)

Sekolah seharusnya menjadi lingkungan yanPembukaan Program Pencegahan Perundungan Oleh Kepala SMP Plus Rahmatg nyaman, tentram dan menyenangkan untuk para siswa dalam kegiatan belajar mereka, selain itu sekolah juga merupakan tempat yang tepat guna berproses dalam mengenal satu sama lainnya. Namun tidak jarang kita mendapati di berbagai tempat khususnya di lingkungan sekolah sering terjadi bullying diantara siswa, siswa yang merasa memiliki pengaruh besar terhadap temannya dan merasa memiliki “kekuasaan” di lingkungannya dengan semena-mena melakukan bullying terhadap siswa lain yang dianggapnya lemah, baik itu secara verbalatau non verbalmaupun secara fisik.

Perundungan atau yang lebih kita kenal dengan bullying tersebut tanpa disadari menyebabkan pengaruh yang negatif terhadap lingkungannya, terutama bagi siswa yang mendapatkan perlakuan perundungan tersebut. Dan mirisnya, beberapa diantara kita masih menganggap perbuatan itu merupakan hal yang sudah biasa terjadi apabila siswa berkumpul dengan teman-temannya atau ada juga yang mengatakan bahwa mereka masih anak-anak, sehingga tidak perlu untuk di tanggapi secara serius.Pendapat yang demikian itu tidaklah benar. Karena banyak diantara kita tidak menyadari bahwa ternyata Tindakan perundungan atau bullying tersebut memberikan pengaruh buruk yang serius bagi korbannya, seperti perasaan tidak nyaman, luka secara fisik hingga dapat mengakibatkan depresi. Dampak yang lebih buruk lagi dari perbuatan perundungan tersebut adalah dapat mengakibatkan gangguan pada kesehatan mental, penurunan prestasisekolah dan serta kemampuan dalam bersosial mereka.

Sejalan dengan itu, sebagai sekolah yang berbasis pada ajaran agama Islam, dimana segala kegiatan pembelajaran selalu didasarkan kepada Al Qur’an dan Sunnah serta berkarakter akhlakul karimah, SMP Plus Rahmat kota Kediri telah bersinergi dengan pemerintah gunamencegah dan selalu memberikan informasi tentang dampak buruk dari segala bentuk Tindakan perundungan di lingkungan sekolah melalui Program Roots Pencegahan perundungan Bersama Agen Perubahan SMP Plus Rahmat.

Perlu diketahui, sebelum program ini dilaksanakan, terlebih dulu SMP Plus Rahmat mengamanahi 2 orang ustadz dan ustadzahnya untuk mengikuti pelatihan Program Roots yang diinisiasi oleh KEMENDIKBUDRISTEK dan Dinas Pendidikan kota Kediri yaitu Sigid Ari Marsyudi, ST. dan Gita Nanda Safitri, S.Psi yang nantinya sebagai tindak lanjut dari pelatihan tersebut beliau akan menjadi fasilitaor bagi para agen perubahan program Roots SMP Plus Rahmat.

Adapun sejumlah 30 siswa sebagai agen perubahan SMP Plus Rahmat tersebut telah terpilih melalui mekanisme pemilihan yang telah diatur sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam program Roots, dan nantinya diharapkan dapat berperan sebagai siswa-siswi yang memprakarsai serta menggalakkan untuk menyebarkan serta menanamkan nilai-nilai kebaikan dan anti kekerasan diSMP Plus Rahmat.

Program Roots SMP Plus Rahmat telah dilaksanakan dengan baik dan lancer pada hari Jumat, 10 Shafar 1443 H atau 17 September 2021 dan langsung dibuka secara resmi oleh Kepala SMP Plus Rahmat Hj. Dyah Aziastuti, M.Pd. Dan insya Allah kegiatan ini nantinya akan dilaksanakan setiap pekan dalam 1 bulan hingga 10 pertemuan.

Semoga dengan adanya kegiatan ini, dapat memberikan informasi tentang dampak buruk perundungan khususnya untuk siswa-siswi SMP Plus Rahmatdan umumnya bagi masyarakat luas.(Humas_Amin).